Thursday, April 18, 2024
HomeTeknologiAlasan Kominfo Ingin Pangkas Ribuan Aplikasi

Alasan Kominfo Ingin Pangkas Ribuan Aplikasi

Media Indo Pos,Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkapkan alasan upaya memangkas ribuan aplikasi pemerintah yang saling tumpang tindih menjadi sebuah super app adalah terkait peretasan.

“Kita akan melakukan asesmen mana aplikasi yang dibutuhkan. Kalau tidak dibutuhkan bisa jadi penyakit, bisa jadi robot lah, bisa jadi tempat orang masuk untuk nge-hack lah,” ujar Direktur Jendral Aplikasi dan Informatika (Dirjen Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, di seminar gerakan menuju kota cerdas (Smart City), Jakarta, Kamis (1/12).

Berdasarkan data yang ia paparkan, setidaknya di Indonesia memiliki 27.400 aplikasi pemerintah. Nantinya, kata dia, itu akan disuntik mati apabila tidak diperlukan. Namun, jika ada kementerian atau lembaga membutuhkan untuk membuat aplikasi agar meningkatkan kinerja, maka hal itu diperbolehkan.

Di samping itu Semuel menyinggung server milik pemerintah daerah. Menurutnya, pemerintahan kerap mengacuhkan server yang sudah tidak terpakai. Sehingga hal itu berpeluang untuk digunakan pihak lain yang, mengatasnamakan lembaga pemerintah itu.

“Nah ini kelemahanya di pemerintahan, kalau sudah tidak dipakai itu didiemin. Termasuk server. Server itu dicabut kalau enggak dipakai itu dicabut listriknya, Karena bisa jadi robot,” tuturnya.

Di forum yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Setiaji menyadari ihwal banyaknya aplikasi di kementerian yang digawangi Budi Gunadi Sadikin itu. Ia menghitung ada 400 aplikasi yang beredar di Kemenkes. Pihaknya berencana untuk memangkasnya menjadi delapan aplikasi.

“Mengaca dari itu dalam blue print kita akan mengurangi puluhan aplikasi menjadi delapan,” ujar Setiaji di seminar gerakan menuju kota cerdas (Smart City), Kamis (1/12).

Setiaji menyadari jika lembaga di bawah Kemenkes kerap membuat aplikasi dengan alasan untuk mengumpulkan laporan medis. Ke depan, Kemenkes akan merampingkan laporan itu dalam bentuk data yang dilaporkan lewat tiap rumah sakit maupun puskesmas yang sudah lengkap dengan rekam medis, jenis alergi obat pasien hingga golongan darah dalam satu platform.

“Jadi begitu ada orang ke RS Dan didisgnosis diabetes ataupun malaria akan dicatat oleh dokter atau oleh petugas nakes, itulah yang kita ambil langsung dari RS,” tandasnya.(Red)

Oh hi there 👋
It’s nice to meet you.

Sign up to receive awesome content in your inbox, every month.

We don’t spam! Read our privacy policy for more info.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments