Thursday, March 28, 2024
HomeHealthAturan Minum Obat Pasien TBC Saat Puasa Biar Efektif

Aturan Minum Obat Pasien TBC Saat Puasa Biar Efektif

Media Indo Pos,Jakarta – Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar di Indonesia. Jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia setiap tahunnya bahkan terus meningkat.

Perawatan pasien tuberkulosis membutuhkan konsumsi obat yang cukup banyak. Lantas bagaimana langkah pengobatan pasien tuberkulosis yang bisa dilakukan ketika bulan puasa? Kapan waktu yang tepat untuk pasien bisa mengonsumsi obat agar pengobatan tuberkulosis bisa berjalan efektif?

Menurut dokter spesialis paru dan Pokja Infeksi Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) dr Tutik Kusmiati SpP(K), pengobatan tuberkulosis yang dilakukan cukup sekali dalam sehari.

Untuk bulan puasa, dr Tutik membebaskan pasien menentukan waktu mengonsumsi obat, asal dilakukan di waktu yang sama secara konsisten. “Pengobatan TB cukup sekali dalam sehari. Jadi per 24 jam bisa diberikan pada saat sahur saja atau pada saat buka saja,” ucap dr Tutik kepada awak media, Jumat (24/3/2023).

“Jadi dipilih jangan kadang saat buka puasa, kadang sahur. Harus konsisten,” sambungnya lagi.

Adapun dr Tutik menjelaskan lebih lanjut soal aturan konsumsi obat-obatan tuberkulosis. Umumnya pengobatan tuberkulosis itu diberikan ketika perut kosong.

“Pengobatan TBC itu biasanya diberikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum makan, atau 2 jam sesudah makan kalau misalnya pasien tidak kuat kalau perutnya masih kosong,” lanjut dia.

Pada tahun 2022, Indonesia naik ke peringkat kedua dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia setelah India. Di tahun sebelumnya, Indonesia menempati posisi ketiga di bawah China.

“Tuberkulosis ini masih jadi masalah di dunia termasuk di Indonesia. Kita naik lagi tahun lalu, sudah naik lagi jadi nomor 2 dengan kasus TBC terbanyak di dunia,” ucap Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS kepada awak media dalam kesempatan berbeda, Jumat (17/3/2023).

“Perkiraan kasus itu 969.000 per tahun kalau diangkakan itu incidence-nya sekitar 354/100.000,” pungkasnya.(Red)

Sumber: health.detikcom

Oh hi there 👋
It’s nice to meet you.

Sign up to receive awesome content in your inbox, every month.

We don’t spam! Read our privacy policy for more info.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments