Media Indo Pos,Jakarta – Banjir akibat cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah DKI Jakarta. Kondisi banjir menuai sorotan Komisi D DPRD DKI Jakarta lantaran banjir di Tegal Alur, Jakarta Barat tak kunjung surut dalam 24 jam terakhir.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mendorong agar Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta bersama jajarannya mengevaluasi penanganan banjir akibat cuaca ekstrem. Ida memandang, DKI Jakarta membutuhkan banyak kolam tampungan, seperti waduk dan polder supaya rendaman air lebih cepat surut.
“Saya berharap Dinas SDA maupun Pak Gubernur mengevaluasi cuaca ekstrem yang beberapa kali terjadi di Jakarta, ternyata kita memang butuh tempat lain agar dibuat tampungan, polder, yang bisa membuat, kalaupun hujan terjadi sangat ekstrem tidak butuh waktu lama menangani genanga airnya,” kata Ida kepada wartawan, Sabtu (23/3/2024).
Politikus PDIP itu berujar, dalam rapat kerja bersama Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, dirinya meminta agar pembangunan tampungan dianggarkan dalam APBD 2025. Di samping itu, ia mendorong supaya masyarakat dapat bekerja sama dengan pemerintah menjaga lingkungannya tetap bersih dari sampah yang menyumbat drainase.
“Saya minta betul Bu Ika sebagai Plt Kadis SDA untuk berpikir itu dan mau tidak mau mesti dipersiapkan di 2025 untuk anggarannya. Dalam situasi dan sikon ini memang Dinas SDA mesti bekerja sama dengan masyarakat di semua wilayah untuk mengantisipasi dengan cara menjaga lingkungan kita agar air lebih mudah mengalir,” ucapnya.
Ida memandang saat ini DKI belum memiliki kolam tampungan yang memadai untuk mengatasi banjir akibat curah hujan tinggi. Ia pun mengakui pada 2022 silam Pemprov sempat menganggarkan pembebasan lahan untuk pembangunan Waduk Kamal demi mengatasi banjir di wilayah Jakarta Barat. Namun nyatanya, proyek itu mandek karena bermasalah di lapangan.
“Kalau berbicara memadai atau tidak, tentunya belum karena buktinya masih banyak genangan air berarti belum memadai. Terkait Jakbar, kita ada program membangun Waduk Kamal, tapi ada beberapa catatan yang pembebasan lahannya belum selesai akhirnya anggarannya tak terealisasikan, itu tahun 2022 udah dianggarkan tapi ada masalah di lapangan sehingga tak terealisasi,” jelasnya.
Ia lantas mendorong agar ke depannya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama Kejaksaan dapat mendampingi proses pembebasan lahan. Pendampingan, kata dia, dilakukan supaya terbebas dari permasalahan hukum di kemudian hari.
“Saya berharap Pak Gub maupun Plt Kadis SDA selagi kita membeli lahan sesuai prosedur, bila perlu ada pendampingan, entah itu dari KPK, Kejagung, saya berharap ada pendampingan jadi tidak ada masalah lahan yang dibeli di kemudian hari,” ujarnya.
Seperti diketahui, pada dini hari, Jumat (22/3), Jakarta diguyur hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi dan dalam waktu yang cukup lama. Terpantau curah hujan ekstrem terjadi di Semanan, Jakarta Barat, dengan intensitas 212 mm/hari dan di Pompa Tanjungan, Jakarta Utara, dengan intensitas 208 mm/hari.
Pagi ini, sebanyak 9 RT di Jakarta Barat masih dilanda banjir. Sebanyak 562 jiwa bertahan di lokasi pengungsian.
“BPBD mencatat genangan dari Jumat (22/03) pagi hari sampai Sabtu (23/03) pukul 08.00 WIB masih terjadi di 9 RT atau 0,029% dari 30.772 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangan, Sabtu (23/3/2024).
Lokasi pengungsian antara lain terletak di RPTRA Alur Kemuning, Rusun Lokbin, Musholla Al-Hidayah, SDN 11 Pagi RA 04, Musholla Al-Mukhlisin, SDN 02 Pagi, RPRTA Alur Anggrek, Masjid As-Saudiyah, serta Balai Warga RT 02/03. Berikut sebaran genangan air per pukul 08.00 WIB di Jakarta Barat:
– Kel. Kamal
Jumlah: 1 RT
Ketinggian: 30 cm
Penyebab: Curah Hujan Tinggi
– Kel. Tegal Alur
Jumlah: 8 RT
Ketinggian: 30-60 cm
Penyebab: Curah Hujan Tinggi
(Red)
