Media Indo Pos,Jakarta – Lebanon menyatakan “keprihatinan besar” terhadap eskalasi yang sedang berlangsung di Timur Tengah menyusul peperangan antara Israel dan Iran yang pecah sejak akhir pekan lalu. Iran melancarkan berbagai serangan udara ke wilayah Israel pada akhir pekan lalu ketika negara Zionis masih melancarkan agresi brutal di Jalur Gaza Palestina yang berlangsung sejak Oktober 2023 lalu.
“Kami sangat prihatin dengan kejadian-kejadian dan perkembangan-perkembangan di Timur Tengah setelah seluruh wilayah ini berada di ambang jurang kehancuran,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Lebanon di situs webnya pada Senin (15/4).
“Hal ini terjadi ketika perang di Gaza berlanjut selama tujuh bulan, dan di tengah kegagalan penerapan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2728 untuk menghentikan perang di Gaza, dan untuk kembali ke jalur politik berdasarkan solusi dua negara dan resolusi PBB yang relevan.”
Dikutip dari Al Jazeera, Lebanon juga mendesak seluruh pihak untuk menahan diri demi meredam eskalasi di kawasan.
Beirut juga menyerukan seluruh pihak untuk menghormati hukum dan resolusi internasional “untuk mencegah dampak perang ke seluruh Timur Tengah, yang membahayakan perdamaian dan keamanan regional”.
Iran melakukan serangan terhadap pangkalan militer Israel sebagai balasan aksi Israel yang menyerang Kedutaan Besar mereka di Suriah. Serangan yang dilakukan Iran kepada Israel pada akhir pekan lalu ini mengerahkan sekitar 300 rudal balistik, rudah jelajah, dan drone.
Tindakan ini dilakukan Iran sebagai pembalasan atas dugaan serangan Israel terhadap kompleks kedutaan besarnya di Suriah pada 1 April lalu. Insiden itu menewaskan komandan tinggi Garda Revolusi.
Efek serangan Iran menyebabkan kerusakan ringan karena sebagian besar drone dan rudal ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel dengan bantuan dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Yordania.
Serangan udara Iran ke Israel juga membuat sejumlah negara di kawasan Timur Tengah segera menutup ruang udara mereka.(Red)
