Saturday, July 27, 2024
HomeInternationalWorldRemaja Tikam Pria di Australia, Polisi Tembak Mati Pelaku

Remaja Tikam Pria di Australia, Polisi Tembak Mati Pelaku

Media Indo Pos,Jakarta – Polisi Australia Barat menembak mati seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun usai menikam seorang pria di tempat parkir Perth. Remaja tersebut menyerang ke arah polisi yang kemudian ditembak langsung di tempat.

“Ada indikasi dia telah diradikalisasi secara online. Namun saya ingin meyakinkan masyarakat pada tahap ini tampaknya dia bertindak sendirian,” kata Premier Australia Barat Roger Cook, dilansir dari AFP, Minggu (5/5/2024).

Polisi menerima laporan pada Sabtu malam dari seorang pria yang memperingatkan dia akan melakukan ‘tindakan kekerasan’. Komisaris polisi negara bagian itu, Kolonel Blanch, mengatakan kepada wartawan peringatan tersebut disebutkan tanpa menyebutkan nama atau lokasinya.

Dalam beberapa menit, terdapat panggilan darurat lainnya yang memberitahu polisi bahwa “Seorang pria membawa pisau berlarian di sekitar tempat parkir’ di Willetton, pinggiran selatan Perth.

Kepala polisi mengatakan berdasarkan rekaman video menunjukkan remaja tersebut menolak permintaan petugas agar dia meletakkan pisaunya. Pisau yang dibawa pelaku sepanjang 30 sentimeter.

Petugas lalu menembakkan dua Taser ke arahnya namun tidak membuat pelaku berhenti melakukan penyerangan. Hingga akhirnya polisi melepaskan tembakan.

“Pria tersebut terus menyerang petugas ketiga dengan senjata api yang melepaskan satu tembakan dan melukai pria tersebut secara fatal,” kata kepala polisi.

Remaja itu meninggal di rumah sakit pada malam harinya. Korban penikaman sendiri mengalami luka serius. Komisaris polisi mengatakan kondisi pria itu tampak baik. Korban menderita satu luka tusukan berukuran dua sentimeter yang mungkin mengenai paru-parunya.

Polisi yakin remaja tersebut mengirimkan ‘pesan yang relevan’ kepada beberapa anggota komunitas Muslim yang segera menelepon polisi, katanya, tanpa memberikan rincian pesan tersebut. Anak laki-laki tersebut diduga memiliki masalah mental dan juga masalah radikalisasi online.

“Dalam dua tahun terakhir, penyerang telah menjadi bagian dari ‘program pemberantasan kekerasan ekstremisme’ untuk orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran ‘agama atau bermotif isu’,” katanya.

“Ini bukan pendekatan berbasis kriminal tapi ini adalah program untuk membantu individu yang mengekspresikan ideologi yang menjadi perhatian komunitas kita. Tapi mereka mungkin tidak melakukan kejahatan apa pun,” sambungnya.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan dia telah diberi pengarahan oleh polisi dan badan intelijen yang menyatakan tidak ada ‘ancaman yang berkelanjutan’. “Kami adalah negara yang cinta damai dan tidak ada tempat bagi ekstremisme kekerasan di Australia,” katanya melalui pesan di media sosial.(Red)

Oh hi there 👋
It’s nice to meet you.

Sign up to receive awesome content in your inbox, every month.

We don’t spam! Read our privacy policy for more info.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments