Saturday, July 27, 2024
HomeBisnisFinanceEkspor Ikan RI Sulit Masuk Eropa, Ini Penyebabnya

Ekspor Ikan RI Sulit Masuk Eropa, Ini Penyebabnya

Media Indo Pos,Tual – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono bicara tentang pekerjaan rumah (PR) besar di industri perikanan Indonesia. Salah satunya ialah menyangkut sistem penangkapan ikan.

Trenggono mengatakan, sistem penangkapan ikan ini bahkan menjadi penyebab RI belum berhasil melakukan ekspor ke negara-negara kawasan Eropa. Hal ini lantaran cara nelayan-nelayan Indonesia menangkap ikan dipandang masih ‘barbar’.

“Sampai hari ini kita belum mampu dan belum bisa berhasil ekspor produk perikanan kita ke Eropa. Salah satu yang saya dapatkan informasi kenapa itu terjadi, dia cuman jawab cara penangkapan kalian masih barbar,” kata Trenggono dalam sambutannya di acara peluncuran Penangkapan Ikan Terukur, di Tual, Maluku Tenggara, Minggu (2/6/2024).

Trenggono menjelaskan, barbar yang dimaksud ialah cara penangkapan ikan yang masih menggunakan metode tradisional dan belum mempertimbangkan keberlanjutan perikanan. Berkaca dari masalah tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pun meluncurkan Penangkapan Ikan Terukur (PIT).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 tahun 2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur, PIT adalah penangkapan ikan yang terkendali dan proporsional. PIT dilakukan di zona penangkapan ikan terukur, berdasarkan kuota penangkapan ikan dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya serta pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.

Trenggono mengatakan, PIT menjadi salah satu langkah transformasi bagi industri perikanan RI untuk menuju ke arah perikanan yang mengedepankan keberlanjutan dan budidaya. Untuk tahap pertamanya, pengembangan modeling PIT akan dilakukan di dua wilayah zona 3 perikanan, antara lain Kota Tual dan Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.

“Jadi inilah salah satu jawabannya, penangkapan terukur itu adalah untuk memberikan keyakinan kepada market di dunia juga bahwa ikan ditangkap dengan cara yang lebih lebih manusiawi lebih baik. Dan ikan yang lebih bisa dideteksi bawah ini dari mana, jenisnya seperti apa, peralatan tangkap seperti apa, dan lebih efisien,” ujarnya.

PIT diharapkan akan meningkatkan produktivitas di daerah sehingga diharapkan dapat menjadi katalisator dalam mendongkrak perekonomian Indonesia. Trenggono menjelaskan, ekonomi daerah bisa didorong melalui langkah pemusatan produktivitas, di mana penangkapan hingga pengolahan hasil tangkapan akan dilakukan langsung di Tual dan Kepulauan Aru.

“Terus kalau ada pertanyaan yang sering ditanyakan ke saya oleh nelayan atau pelaku industri di Pantura, ‘Pak kalau di Jawa butuh ikan gimana?’ Ya dikirim aja, dia beli dari Ambon atau dari Tual atau dibeli dari Benjina dikirim ke Jawa. Akan jauh lebih efisien dibandingkan dengan kapalnya dari Jawa menangkap sini balik lagi, ongkosnya sudah double sehingga tidak efisien,” jelasnya.

Dalam proses implementasi model PIT di zona 3, total ada sebanyak 187 kapal yang sebelumnya menyetor ikan ke zona 6 Jakarta, kini telah disinergikan untuk menjaring dan menyetor ikan kembali ke Tual dan Kepulauan Aru. Diestimasikan transaksi bisa dihasilkan Rp 48,4 miliar per bulan.

“Ini belum 100% kita jalankan, tapi ini kita mulai dijalankan dengan baik supaya nanti harapan saya itu ekonomi akan tumbuh, syukur bisa naik terus. Tapi kalau kita bisa, di wilayah sini bisa 5-6 kali pertumbuhannya itu, mungkin secara signifikan kontribusinya cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi (Indonesia),” kata Trenggono, dalam kesempatan berbeda.

Selain Tual dan Kepulauan Arafura, pihaknya menargetkan akan ada tiga titik pengembangan modeling PIT lainnya di Zona 3 sehingga totalnya akan ada 5 area modelling. Menurutnya, beberapa titik potensial ada di kawasan pantai Papua seperti Merauke hingga Ambon, Maluku.(Red)

Oh hi there 👋
It’s nice to meet you.

Sign up to receive awesome content in your inbox, every month.

We don’t spam! Read our privacy policy for more info.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments