Friday, July 26, 2024
HomeBisnisIndexBPS Catat Inflasi Tahunan 2,84%

BPS Catat Inflasi Tahunan 2,84%

Media Indo Pos,Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Mei terjadi deflasi bulanan sebesar 0,03%, sehingga secara year on year terjadi inflasi sebesar 2,84% dan secara tahunan kalender atau year to date inflasi sebesar 1,16%.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan kelompok bulanan yang mengalami deflasi terbesar makanan minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,29% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,08% Adapun komoditas penyumbang utama deflasi adalah beras dengan andil deflasi sebesar 0,15% daging ayam ras dan ikan segar dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,03% serta tomat dan cabe rawit dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,02%.

“Komoditas lainnya yang juga memberikan andil deflasi adalah tarif angkutan antar kota dengan andil deflasi sebesar 0,03% tarif angkutan udara dengan andil deflasi sebesar 0,02% serta tarif kereta api dengan andil deflasi sebesar 0,01%,” ungkap Amalia, di Kantornya, Jakarta, Senin (3/6/2024).

Selain itu terdapat komoditas yang juga memberikan Andil inflasi antara lain emas perhiasan bawang merah dan cabai merah dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,05%.

Berikutnya adalah inflasi bulan ke bulan atau MTM Berdasarkan komponen deflasi pada Mei 2024 sebesar 0,03% didorong oleh deflasi diatur pemerintah dan komponen harga bergejolak. Komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,13% dengan andil deflasi sebesar 0,02% komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah tarif angkutan antar kota tarif angkutan udara dan tarif kereta api.

“Komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,69% dengan andil deflasi sebesar 0,12% komponen yang dominan memberikan andil deflasi secara dominan adalah beras daging ayam ras tomat dan juga cabe rawit,” ujar Amalia.

Sementara, sebaran inflasi bulanan berdasarkan wilayah, sebanyak 24 dari 38 provinsi Indonesia mengalami inflasi sedangkan 14 lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi sebesar 2,00% terjadi di Papua Selatan sementara deflasi terdalam terjadi di Banten 0,52%.

Ia menambahkan, inflasi bulan ke bulan atau MTM Berdasarkan komponen deflasi pada Mei 2024 sebesar 0,03% didorong oleh deflasi diatur pemerintah dan komponen harga bergejolak. Komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,13% dengan andil deflasi sebesar 0,02% komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah tarif angkutan antar kota tarif angkutan udara dan tarif kereta api.

Komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,69% dengan andil deflasi sebesar 0,12% komponen yang dominan memberikan andil deflasi secara dominan adalah beras daging ayam ras tomat dan juga cabe rawit. Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,17% komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,11% Adapun komoditas yang mendominan memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan gula pasir kue kering berminyak dan biaya sewa rumah.

“Jika dilihat secara historis sejak tahun 2020 umumnya pasca lebaran biasanya terjadi deflasi deflasi pada Mei 2024 utamanya disumbang oleh penurunan harga secara umum yang terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau serta kelompok transportasi. Meskipun demikian deflasi pasca lebaran di bulan Mei 2024, ini memang tidak sedalam beberapa periode sebelumnya Sebagai contoh pada Juni 2021. Di mana pada saat itu lebaran terjadi tanggal 13 Mei 2021 dan pada bulan Juni tersebut terjadi deflasi sebesar 0,16% pasca lebaran Mei 2021,” jelas Amalia.

Jika dilihat lebih rinci deflasi pada bulan Mei ini utamanya didorong oleh komoditas beras pada Mei 2024 beras mengalami deflasi sebesar 3, 59% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,15% meskipun produksi beras mulai menurun deflasi komoditas beras kembali terjadi karena stok beras yang tersedia masih memadai secara umum 29 provinsi mengalami deflasi beras 1 provinsi stabil dan 8 provinsi mengalami inflasi beras.

Kelompok lainnya yang berkontribusi pada deflasi Mei 2024 adalah transportasi seperti Pada momen pasca lebaran di tahun sebelumnya, kelompok transportasi kembali mengalami penurunan harga pada Mei 2024. Setelah mengalami kenaikan Pada momen lebaran di bulan sebelumnya kelompok transportasi terjadi menjadi penyumbang andil deflasi kedua terbesar pada Mei 2024, yang disebabkan oleh penurunan harga komoditas tarif angkutan antar kota tarif angkutan udara dan tarif kereta api.

Tarif angkutan antar kota dan tarif kereta api pada Mei 2024 ini mengalami deflasi terdalam sejak Januari 2021. Terdapat beberapa komoditas yang mengalami inflasi pada bulan ini antara lain kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi kelompok penyumbang inflasi terbesar yaitu sebesar 0,87% dengan andil inflasi sebesar 0,05%.

Amalia menambahkan lagi, komoditas utama yang menyumbang andil inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa adalah komoditas emas dan perhiasan komoditas ini mengalami terus inflasi sejak September 2023. Komoditas bawang merah dan cabai merah juga menjadi penyumbang andil inflasi pada Mei 2024, di tengah deflasi Mei 2024 andil kedua komoditas ini masing-masing 0,05% dan inflasi masing-masing yaitu, inflasi bawang merah dan cabai merah masing-masing adalah sebesar 8,15% dan 11,49%.

“Komoditas bawang merah mengalami inflasi 3 bulan terakhir Hal ini disebabkan antara lain karena gagal panen di daerah Sentral sementara untuk komoditas cabe merah pada Mei 2024 mengalami inflasi sebaliknya mengalami deflasi pada 2022 dan 2023,” tutup Amalia.(Red)

Oh hi there 👋
It’s nice to meet you.

Sign up to receive awesome content in your inbox, every month.

We don’t spam! Read our privacy policy for more info.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments